[picapp align=”none” wrap=”false” link=”term=gpr&iid=1986076″ src=”f/1/f/3/Archaeological_Survey_For_0248.jpg?adImageId=9406119&imageId=1986076″ width=”500″ height=”313″ /]
Berhubung saat ini lagi belajar mengenai GPR, nggak ada salahnya saya dikit-dikit nge-share apa yang telah saya pelajari kepada anda semua yang kebetulan lagi belajar juga mengenai GPR ini. Tulisan mengenai GPR juga ada di blognya kawan saya yaitu Soni di sonisatiawan.wordpress.com
Oke, saya mulai aja (Bismillah). GPR merupakan singkatan dari Ground Penetrating Radar. Dari namanya aja udah ketauan bahwa alat ini digunain buat nge-deteksi apa yang ada di bawah permukaan tanah, baik itu yang berada dalam kedalaman yang dangkal ataupun yang berada sangat dalam di bawah permukaan tanah. Dengan alat ini kita bisa memprediksi apakah ada suatu benda di bawah tanah tersebut, apakah itu pipa, barang tambang kayak batu bara, nikel, dll, atau kita bisa nyari bunker yang tersembunyi seperti kasusnya Tommy Soeharto dulu, atau kita bisa mencobanya buat nyari mayatnya anak-anak jalanan yang telah dibunuh Babe alias c Baekuni, yang sekarang ini lagi heboh banget.
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, dimana gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena transmitter alias antena pengirim nantinya akan berupa sinyal listrik dalam bentuk PRF (Pulse Repetition Frequency), nah gelombang ini akan mengalami berbagai fenomena yang umum terjadi pada sebuah gelombang ketika ia dijalarkan, apakah itu ditransmisikan, direfleksikan, mengalami refraksi, ataupun mengalami difraksi jika udah menyentuh bidang batas antara satu medium dengan medium yang lain. Hasil dari refleksi yang dilakukan sebuah objek nantinya akan ditangkap oleh antena penerima alias antena receiver.
|
Prinsip Kerja GPR
Sumber Gambar : www.georadarimaging.com/images/ground-pic1.jpg
GPR yang sedang saya pelajari adalah GPR yang mempunyai frekuensi 350 MHz dan 500 MHz.
GPR Buatan Mala Geoscience (Easy Locator)
(http://www.radiolocation.com.hk/Easy%20L2.jpg)
GPR buatan Mala Geoscience ini mempunyai nama Easy Locator dan dirancang untuk mendeteksi objek baik yang berbahan metal ataupun non-metal dengan kedalaman yang dangkal. Untuk antenna dengan frekuensi 500 MHz (Shallow) dapat mendeteksi sampai kedalaman sekitar 5.5 meter (dengan pilihan kondisi tanah kering) dan kedalamannya akan semakin berkurang jika pilihan tanah yang dipilih mendekati kondisi basah. Sedangkan antenna dengan frekuensi 350 Mhz dapat mendeteksi kedalaman lebih dari yang dapat dideteksi oleh antenna 500 MHz, namun dengan kualitas resolusi citra yang lebih rendah dibandingkan dengan resolusi citra yang dihasilkan oleh antenna dengan frekuensi 500 Mhz.
GPR buatan Mala ini nantinya diperuntukkan untuk berbagai penelitian di bidang Geoteknik, seperti untuk mendeteksi pipa, gorong-gorong, kabel, dan objek-objek lainnya yang biasa diinstalasi di kedalaman yang dangkal. Oke segitu dulu ya, ntar saya lanjutin lagi ……
Pik..koq tulisan saya diposting…
Wah fitnah lebih kejam daripada tidak memfitnah, hehe..
Ini original bos ….
Assalamu’alaikum wr.wb
Afwan, ana pengen tanya kalau menentukan diameter pipa pada survei GPR gimana yah? Trus menentukan kedalamannya juga.?
Kayaknya yang nanya lebih jago deh ketimbang yang ditanya, hehehe …..
sy mau tanya menentukan besar pipa dan jenis pipanya gmn yah?
makasih
Wah masa master nanya sama yang masih cupu, simple aja : just dig it, hehehe ….. (buat penanya yang lain, penanya yang ini mah udah jago banget, udah master di bidang GPR, estimasi diameter aja langsung pake insting, gak pake tuh yang namanya lakuin fitting2 hyperbola, hehehe….)
kalo gitu gimana cara menentukan merk pipa nya yah..hahahaa
Eh aya kang Harry, kumehe geus di link balik can?
Gampang atuh eta mah, tinggal 3D :
1). Digali Tanahnya
2). Dibongkar Pipanya
3). Dilihat Mereknya
wkwkwkwkw …… heheheh …… 😀