(Tanda) Dominasi Juventus Runtuh?

Jika kita cermat, biasanya terdapat tanda-tanda yang sepertinya hendak memberitahu kita bahwa suatu peristiwa akan terjadi. Ambil contoh, bagaimana ketika gunung hendak meletus, alam memberi tanda-tandanya pada manusia, seperti hewan-hewan di pegunungan yang mulai bermigrasi, tumbuhan jadi layu, sering mendengar gemuruh, dan beberapa tanda lainnya – dimana kalau kita peka dan coba menganalisis tanda-tanda tersebut, kita dapat menghindari musibah yang mungkin menimpa akibat letusan gunung tersebut. Continue reading

Rafa Benitez : From Zero to Hero Next Season?

rafa benitez, rafael benitez, allegri, enrique, massimiliano allegri, luis enrique, treble barcelona, real madrid, pelatih baru real madrid

Allegri & Enrique – From Zero to Hero

Kejutan menarik yang tersaji di musim 2014/2015 ini yaitu kesuksesan Luis Enrique dan Massimiliano Allegri di timnya masing-masing. Luis Enrique sukses besar membawa Barcelona meraih treble winner untuk kedua kalinya dalam sejarah klub mereka, dan begitu juga dengan Allegri yang nyaris treble dengan Juventus-nya. Tiada yang menyangka bahwa kedua pelatih yang dipandang sebelah mata di awal musim oleh banyak kalangan tersebut, berhasil menjungkirbalikkan prediksi banyak orang di awal musim, lewat torehan luar biasa mereka di akhir  musim. Dan, mereka berdua boleh dibilang sebagai representasi dari sebuah adagium yang terkenal : From Zero to Hero. Continue reading

Inter dan Kepercayaan

Coutinho

Coutinho

Entah apa yang ada di pikiran manajemen Inter (dan Moratti juga tentunya), keputusan menjual Coutinho pada sesi transfer musim dingin ini merupakan satu dari sekian banyak “kebodohan” yang jelas terlihat bahkan oleh Interista seperti saya ini yang awam akan kebijakan transfer sebuah klub. Kalaupun harus “menyingkirkan” Coutinho, gara-gara dia tidak menjadi pemain reguler-nya Strama, akan lebih baik jika dia dipinjamkan ketimbang harus menjualnya secara permanen ke klub lain, apalagi Coutinho sendiri menegaskan sebelum dijual ke Liverpool, masih ingin memperjuangkan tempatnya di Inter. Dan yang lucunya lagi dari kasusnya Coutinho ini, uang hasil penjualan, rencananya akan digunakan sebagai tambahan untuk membeli pemain muda lain asal Brazil yaitu Paulinho (walau hal tersebut sempat disanggah Moratti sendiri), dimana yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana jika seandainya Paulinho berhasil didatangkan ke Inter dan dia ternyata pada musim pertamanya tidak sesuai harapan pihak manajemen Inter? apakah langsung ditendang seperti Coutinho ini?. Continue reading

BENVENUTO CASSANO, BENVENUTO SERIE-A

Benvenuto Antonio Cassano !, masih dalam suasana Lebaran, para Interista mendapat kabar gembira, dimana striker tim nasional Italia di Euro 2012, Antonio Cassano berlabuh ke Inter. Cassano didapatkan Inter setelah pihak Inter dan Milan sepakat untuk menukar Cassano dengan Pazzini, bahkan hebatnya lagi Inter mendapatkan tambahan uang 7 juta Euro dari proses transfer ini. Proses transfer yang cukup aneh menurut saya, karena Milan mau mengeluarkan uang tambahan 7 juta Euro untuk mendapatkan Pazzini, padahal secara kemampuan dan reputasi, Cassano lebih baik daripada Pazzini (menurut saya), ditambah fakta terhangat bahwa Cassano berperan penting membawa Italia ke final Euro 2012 sedangkan Pazzini bahkan tidak dipanggil oleh Prandelli ke dalam skuadnya. Continue reading

Inter News (08 Juli 2011)

Pekan ini boleh dibilang pekan peresmian buat Inter. Dimulai dari pengenalan Gian Piero Gasperini sebagai pembesut Inter untuk musim mendatang oleh manajemen Inter kepada publik. Disusul dengan resminya Inter mendatangkan pemain muda asal Argentina, Ricky Alvarez (Ricardo Gabriel Alvarez), dan pekan ini ditutup dengan launching seragam untuk training, jaket prematch, dan terakhir jersey home untuk musim 2011/2012.

Gian Piero Gasperini - Inter New Coach / inter.it

Bertempat di press room Centro Sportivo Angelo Moratti di Appiano Gentile, pada tanggal 05 Juli 2011, Inter memperkenalkan pelatih anyar mereka, Gian Piero Gasperini ke publik. Didampingi Direktur Teknik Inter, Mario Branca, dan juga Wakil Direktur, Stefano Filucchi, Gasperini secara resmi berbicara sebagai pelatih Inter. Beberapa hal dia sampaikan ketika konferensi pers tersebut, antara lain kesannya terhadap pusat latihan Inter (Centro Sportivo Angelo Moratti) yang dapat memenuhi semua kebutuhan tim untuk dapat bekerja dengan kemampuan maksimal. Selain itu dia berbicara taktik kesukaannya, yaitu penerapan 3 pemain belakang, yang akan coba dia terapkan di Inter musim mendatang, walau katanya taktik tersebut bukanlah harga mati, taktik tersebut akan dia terapkan jika dia rasakan membuat hasil yang baik, seperti yang pernah ia tunjukkan bersama Genoa, dan jika tidak, maka ia punya opsi taktik yang lain yang akan digunakan. Gasperini pun berbicara mengenai sosok Mourinho yang menurutnya merupakan salah satu sosok penting dalam sejarah keberhasilan Inter meraih treble winner musim 2009/2010. Namun dia berkata tidak merasa terbebani dan akan berusaha menjadi bagian dari pelatih Inter yang mampu menghadirkan prestasi di Inter. Mengenai bursa transfer, Gasperini mengatakan bahwa skuad Inter yang sekarang sudah sangat kompetitif, sehingga siapa pun pemain yang jadi di boyong Inter pada bursa transfer musim ini, apakah itu Alvarez atau juga seorang Palacio, akan menambah kekuatan dari skuad Inter yang memang katanya sudah cukup kuat. Pertandingan kompetitif pertama yang akan dijalani Gasperini adalah perebuatan Piala Supercoppa Italiana melawan juara Liga Italia musim lalu, AC Milan, pada tanggal 6 Agustus 2011. Pertandingan tersebut akan menjadi impresi pertama Gasperini kepada seluruh fans Inter di seluruh dunia, apakah memberi impresi yang menawan atau malah buruk?, kita tunggu saja tanggal 6 Agustus mendatang.

Ricky Alvarez - Welcome to Inter! / inter.it

Berselang dua hari dari acara pengenalan pelatih anyar, pada tanggal 7 Juli 2011, Inter kedatangan pemain anyar mereka, yaitu Ricardo Gabriel Alvarez yang lebih dikenal dengan nama Ricky Alvarez. Pemain ini sebenarnya sejak awal oleh beberapa media erat dikaitkan dengan Arsenal, bahkan diantara media tersebut mengatakan bahwa Alvarez sudah resmi menjadi pemain Arsenal, akan tetapi mantan pemain Velez Sarsfield ini malah jadi bermain untuk Inter mulai musim depan. Alvarez di transfer dengan harga 11.75 juta Euro, dimana dengan harga tersebut Inter mendapatkan 90% kepemilikan Alvarez, dimana sisa 10%-nya akan dibayarkan Inter, jika Alvarez telah bermain sebanyak 80 kali bersama Inter, dan jika dia pindah klub sebelum dia bermain sebanyak 80 pertandingan bersama Inter, maka Inter tidak membayar sisa 10% kepemilikan Alvarez kepada Velez Sarsfield. Sebagai informasi tambahan, Inter sebelumnya juga berhasil mendatangkan Emiliano Viviano dan juga menuntaskan proses transfer Yuto Nagatomo dari Cesena, serta memperbaharui status kepemilikan bersama Joel Obi dengan Parma.

Emiliano Viviano - Inter New Goal Keeper / goal.com

Emiliano Viviano berhasil didapatkan sisa 50 persen kepemilikannya dari Bologna, dengan harga transfer rumornya sebesar 4.1 juta Euro pada lelang dengan cara menggunakan penawaran pada amplop tertutup. Yang menarik dari proses lelang kepemilikan Vivano ini adalah kesalahan administrasi yang dilakukan pihak Bologna, dimana Direktur Umum Bologna, Stefano Pedrelli, salah mengisi formulir pengajuan lelang sehingga penawaran Bologna yang seharusnya sebesar €4,7 juta harus terbagi dua. Dalam formulir akhir, Bologna dianggap mengajukan penawaran sebesar €2,35 juta sedangkan Inter Milan mengajukan angka €4,1 juta (sumber : Goal.com). Padahal kalau saja tidak terjadi kesalahan tersebut, Viviano harusnya menjadi Bologna karena tawaran Inter lebih rendah dibandingkan Bologna. Sedangkan untuk proses transfer Nagotomo, Inter menyertakan dua pemain muda mereka yaitu Luca Cardirola dan Luca Garritano, menjadi kepemilikan bersama dengan Cesena, selain uang tunai yang tidak disebutkan angkanya (namun diperkirakan sebesar 6 juta Euro).

 

Goodbye Matrix / marco-materazzi-guides.blogspot.com

Ada yang datang, ada juga yang pergi. Kali ini Inter harus melepaskan salah satu pemain militan milik mereka, Marco Materazzi, yang secara mengejutkan memutuskan sisa kontrak 1 tahun-nya dengan Inter. Namun sampai saat ini Matrix masih belum memutuskan klub mana yang akan dibelanya musim depan. Selain itu ada nama Victor Obinna yang musim kemarin dipinjamkan ke West Ham, pindah ke Lokomotiv Moscow, setelah Inter tidak memperpanjang kontraknya. Nama lain yang tidak diperpanjang kontraknya adalah David Suazo, yang hijrah ke Liga Portugal bersama Benfica. Pemain lain yang hengkang adalah Marco Andreolli yang pindah ke Chievo setelah Chievo membeli 50 persen sisa kepemilikan bersamanya dengan Inter, lalu ada nama Mattia Destro yang dijual juga sisa 50 persen kepemilikannya kepada Genoa, dimana menariknya lagi Genoa menjual lagi 50 persen kepemilikan dari Mattia Destro ke Siena. Sedangkan Rene Khrin masih berseragam Bologna musim depan dengan status masih kepemilikan bersama antara Inter dan Bologna. Nama terakhir (sampai tanggal 8 Juli 2011), yang tidak bermain untuk Inter musim depan adalah Vid Belec, yang dipinjamkan ke Crotone.

Pekan ini ditutup dengan sesuatu yang selalu dinanti tiap musimnya, apalagi kalau bukan jersey baru yang akan dikenakan para pemain Inter di musim mendatang. Hari ini (8 Juli 2011), secara resmi Inter bersama Nike memperkenalkan jersey home (kandang) Inter bersamaan dengan seragam training dan jaket pre-match-nya. Dikutip dari inter.it, seragam baru Inter ini dibuat dari bahan 100 persen polyester, dimana dari satu jersey Inter dibuat dari 14 buah plastik yang di daur ulang. Jersey home Inter ini juga lebih aerodinamis dibandingkan jersey musim kemarin yang ditandai dengan meningkatnya tingkat elastisitas jersey untuk musim ini sebesar 17%. Jersey ini pun akan semakin ringan dikenakan, karena beratnya lebih kecil 13% dibandingkan jersey musim lalu.

Dri Fit Technology / inter.it

Teknologi Dri-Fit dari Nike yang mengatur pengaturan suhu tubuh pemain selama pertandingan, akan membuat pemain tetap nyaman menggunakan jersey ini selama pertandingan berjalan.

Desainnya sendiri untuk jersey home musim mendatang cenderung mirip seperti jersey home Inter musim 1998/1999, namun pada jersey home musim mendatang terdapat dua kancing yang disematkan pada bagian kerahnya, sehingga nampak ada kesan agak “formal” namun cukup terlihat elegan. Jumlah strip warna biru hitam lebih banyak dibandingkan musim lalu. Selain itu terdapat tulisan Inter di bagian belakang jersey, tepat di bagian bawah kerahnya serta pada bagian kancingnya.

Berikut ini beberapa foto dari jersey yang akan digunakan Inter musim mendatang, yang diambil dari situs resmi Inter di www.inter.it :

Logo Nike / inter.it

Tulisan Inter di Belakang Jersey / inter.it

Logo Inter / inter.it

Jersey Home Inter / inter.it

Jersey Home Inter

Training Kit, Home Jersey, and Jacket / inter.it

Wesley Sneijder / inter.it

WS10 / inter.it

Giampaolo Pazzini / inter.it

Giampaolo Pazzini with Inter Training Kit / inter.it

WS10 & GP7 with Inter Home Jersey / inter.it

Dejan Stankovic with Inter New Jacket / inter.it

Internazionale Milan / inter.it

Copa America 2011

Kirain saya gelaran Copa America tahun ini tidak ditayangkan stasiun televisi manapun di Indonesia (yang gratis ya, bukan tv berlangganan), berhubung tidak ada gembar-gembor sama sekali selama ini dari stasiun tv manapun terhadap hajat sepakbola antar negara-negara di Amerika Selatan ini, padahal acaranya tinggal menunggu hitungan hari saja, tepatnya tinggal 2 hari lagi (dimulai 1 Juli 2011). Namun, setelah searching di internet, alhamdulillah ternyata RCTI bakalan nyiarin gelaran yang satu ini.

Gelaran Copa America kali ini digelar di negara asalnya Lionel Messi, yaitu Argentina. 8 kota di negara tersebut akan dipersiapkan untuk menghelat 26 pertandingan, dimana 18 pertandingan awal merupakan pertandingan pada fase penyisihan grup. Di fase penyisihan grup, 8 tiket perempat final diperebutkan oleh 12 tim peserta Copa America., sehingga hanya 4 tim yang akan tersingkir di fase ini. Format gelaran Copa America memang sedikit berbeda dengan ajang-ajang gelaran sepakbola pada tingkat konfederasi, dimana jika Piala Asia, Piala Eropa, Piala Afrika, hingga Gold Cup, pada fase penyisihan grup terdapat 16 tim yang dibagi rata ke dalam 4 grup, maka Copa America hanya terdapat 12 tim yang dibagi rata dalam 3 grup. Hal tersebut dikarenakan jumlah negara-negara yang tergabung dalam CONMEBOL (Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan), hanya berjumlah 10 negara, sehingga di Copa America tidak ada namanya babak kualifikasi Copa America, berbeda halnya yang dilakukan untuk mengikuti gelaran di ajang tingkat konfederasi sepakbola lain, dimana contohnya negara kita, Indonesia harus mengikuti babak kualifikasi Piala Asia (Pra Piala Asia) dahulu sebelum bisa mengikuti gelaran Piala Asia (kecuali tuan rumah dan juara bertahan Piala Asia sebelumnya yang bisa otomatis lolos ke Piala Asia selanjutnya). Dengan jumlah peserta yang “hanya” 10 dan formatnya adalah turnamen, maka sejak tahun 1993, CONMEBOL selalu mengundang dua tim dari konfederasi untuk mengikuti ajang ini, untuk menggenapi jumlah tim menjadi 12 . Yang diundang adalah negara yang mempunyai kedekatan secara geografis dan kultur permainan sepakbolanya tidak jauh berbeda dengan negara-negara di Amerika Selatan. Meksiko, merupakan negara yang tiap penyelenggaran Copa America selalu diundang, selain karena faktor geografis yang cukup dekat, juga karena Meksiko merupakan salah satu kekuatan utama di Zona Concacaf dan juga kuda hitam di ajang sepakbola dunia. Satu tiket undangan yang tersisa seharusnya milik Jepang, namun karena alasan banyak klub Eropa yang menggunakan jasa para pemain tim nasional Jepang enggan melepaskan mereka ke ajang ini, selain juga dikarenakan adanya penjadwalan ulang Liga Jepang setelah banyak tertunda akibat dari bencana gempa dan tsunami beberapa waktu yang lalu, maka posisi Jepang digantikan oleh Kosta Rika.

Kedua belas tim yang akan akan dibagi kedalam tiga grup tersebut adalah :

GRUP A

Argentina merupakan favorit untuk menjuarai grup A sekaligus merupakan favorit untuk menjuarai Copa America tahun ini. Selain untuk menjaga gengsi sebagai tuan rumah, Argentina akan sekuat tenaga menjuarai turnamen ini, yang terakhir kali mereka juarai tahun 1993. Hal ini ditunjukkan dengan mengangkut hampir semua pemain bintang mereka yang berlaga di Eropa, seperti pemain terbaik dunia saat ini, Messi, lalu ada rising star, Javier Pastore, ada empat punggawa Madrid (Angel Di Maria, Ezequiel Garay, Fernando Gago, dan Gonzalo Higuain), top skor Liga Inggris musim lalu, Carlos Tevez, trio Inter Milan (Javier Zanetti, Esteban Cambiasso, dan Diego Milito), serta bintang-bintang lain seperti Sergio Aguero (Atletico Madrid), Gabriel Milito dan Javier Mascherano (Barcelona), Nicolas Burdisso (AS Roma), Pablo Zabaleta (Manchester City), Ever Banega (Valencia), hingga penyerang Napoli, Ezequiel Lavezzi. Hanya satu nama dari skuad Argentina yang dipersiapkan untuk Copa America tahun ini yang bermain di kompetisi domestik, yaitu kiper Juan Pablo Carrizo, yang membela klub River Plate.

Saingan terberat mungkin akan datang dari Colombia, yang akan mengandalkan Radamel Falcao, yang musim lalu berhasil mengantarkan Porto menjuarai 3 gelar sekaligus, dan menjadi top skor Liga Eropa dengan 17 gol. Selain itu, hampir sama dengan skuad Argentina, skuad Kolombia akan dipenuhi pemain-pemain yang akan merumput di Liga Eropa, hanya 4 orang pemain saja yang bermain untuk kompetisi domestik. Sedangkan posisi 3 mungkin akan diraih oleh tim Bolivia, karena tim Kosta Rika hanya menyertakan lima pemain seniornya saja pada gelaran ini, berhubung skuad utama mereka cukup kelelahan setelah menjalani turnamen Gold Cup beberapa waktu lalu.

GRUP B

Di grup B, bercokol juara bertahan Brazil, yang merupakan favorit juara untuk grup ini dan juga masih dijagokan untuk mempertahankan gelar Copa America yang didapatkan mereka 4 tahun yang lalu. Skuad yang dipanggil pelatih Mano Menezes, rata-rata masih berusia muda, seperti pemain yang digadang-gadang akan menyaingi Messi di masa yang akan datang, Neymar, lalu ada rekan setim Neymar di Santos yaitu Ganso yang juga banyak diincar klub-klub raksasa Eropa, ada Pato dan Thiago Silva yang musim lalu membawa Milan juara Liga Italia, serta beberapa nama yang masih berusia muda, seperti David Luiz dan Ramirez (Chelsea). Sedangkan pemain senior diwakili oleh trio pemain Inter Milan (Julio Cesar – Lucio – Maicon).

Sisa 3 kontestan di grup ini, akan berusaha menjadi runner up atau setidaknya urutan 3 terbaik. Untuk runner up, kemungkinan besar Paraguay akan mengambil jatah ini, mengingat mereka beberapa tahun ini bermain sangat konsisten dan cukup menyulitkan tim-tim besar seperti Argentina dan Brazil. Sedangkan Ekuador dan Venezuela akan saling baku hantam, untuk setidaknya mendapatkan jatah urutan 3 terbaik.

GRUP C

Favorit di grup ini adalah Uruguay. Dengan bermodalkan materi yang kebanyakan membawa mereka menjadi juara ke-4 Piala Dunia tahun 2010 kemarin, Uruguay diprediksi akan menjadi ganjalan bagi Argentina dan Brazil meraih juara Copa America tahun ini. Nama-nama beken seperti Edison Cavani (Napoli), Luis Suarez (Liverpool), dan Diego Forlan (Atletico Madrid), akan menjadi penggedor tim Urugay dalam meraih asa untuk mengembalikan kejayaan Urugay di pentas sepakbola Amerika Latin dan dunia.

Saingan terberat akan datang dari Chile, yang datang dengan pemain yang diperebutkan banyak klub Eropa saat ini, yaitu Alexis Sanchez. Sedangkan Meksiko diragukan akan banyak bicara pada turnamen ini, karena mereka hanya mengirim skuad ketiga mereka, setelah skuad utama mereka diistirahatkan sehabis menjuarai gelaran Gold Cup, sehingga kita tidak akan melihat pemain yang bersinar bersama MU musim lalu, Chicharito. Sedangkan skuad lapis kedua mereka, yang tadinya akan dipersiapkan untuk mengikuti gelaran ini, 8 pemainnya dicoret akibat tindakan indispliner mereka, termasuk Jonathan Dos Santos, adik dari Giovani Dos Santos. Nama besar yang tersisa dari skuad Meksiko pada turnamen kali ini hanyalah Giovani Dos Santos, pemain Spurs yang mencetak salah satu gol kemenangan Meksiko di Final Gold Cup ketika melawan USA. Peru juga nampaknya akan compang-camping menghadapi turnamen kali ini, mengingat para pemain inti mereka cedera sebelum gelaran ini digelar. Sebut saja nama  Jefferson Farfan, pemain asal Schalke, lalu ada Claudio Pizzaro, serta Juan Manuel Vargas, yang mengalami cedera.

Pertandingan Copa America-nya sendiri akan berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 24 Juli (waktu setempat), dengan jadwal pertandingannya sebagai berikut :

Catatan :

  • Juara dan Runner Up masing-masing grup berhak lolos ke babak selanjutnya (babak perempat final);
  • Dua tiket perempat final yang tersisa diberikan kepada dua tim yang berada pada urutan ketiga, sehingga satu tim yang berada di urutan ketiga tidak akan mendapatkan jatah ke perempat final;
  • Kriteria pemilihan dua dari tiga tim urutan ketiga pada grup A, B, dan C, yang lolos ke babak perempat final berdasarkan :

– Perbandingan jumlah poin yang didapatkan

Contohnya seperti ini :

Bolivia urutan ke-3 di grup A mempunyai nilai 5, Ecuador berada di urutan ke-3 grup B dengan nilai 4, dan Peru berada di urutan ke-3 di grup C dengan nilai 2, maka yang berhak lolos adalah Bolivia dengan status urutan ke-3 terbaik 1, dan Ecuador dengan status urutan 3 terbaik 2.

– Perbedaan jumlah selisih gol

Contohnya seperti ini :

Bolivia urutan ke-3 di grup A mempunyai nilai 5 dengan selisih gol +3, Ecuador berada di urutan ke-3 grup B dengan nilai 5 dengan selisih gol +4, dan Peru berada di urutan ke-3 di grup C dengan nilai 5 dengan selisih gol -1, maka yang berhak lolos adalah Ecuador dengan status urutan ke-3 terbaik 1, dan Bolivia dengan status urutan 3 terbaik 2.

– Jumlah Gol Memasukkan

Contohnya seperti ini :

Bolivia, Ecuador, dan Peru masing-masing mendapatkan poin 4 dengan selisih gol yang sama juga yaitu +2. Untuk mencari dua terbaik, maka yang dilihat adalah seberapa banyak tim memasukkan gol ke gawang lawan. Misalnya, Bolivia mencetak 5 gol ke gawang lawan dan kemasukkan 2 gol (5:2), lalu Ecuador memasukkan 4 gol dan kemasukkan 1 gol (4:1), dan Peru memasukkan 6 gol dan kemasukkan 3 gol (6:3), maka dari komposisi diatas yang berhak melaju ke babak perempat final adalah Peru dengan status urutan ke-3 terbaik 1 karena mencetak lebih banyak gol (6 gol) ke gawang lawan dibandingkan Ecuador ataupun Bollivia, ditemani Ecuador dengan status urutan ke-3 terbaik 2, yang mencetak 5 gol.

Dan jika ternyata masih juga sama komposisinya antara dua tim atau bahkan ketiga-tiganya memiliki kriteria yang pantas untuk melaju ke babak perempat final, maka akan dilakukan pengundian oleh pihak CONMEBOL, dua tim mana yang berhak melaju ke babak selanjutnya (kemungkinan ini sangat kecil sekali, walaupun masih bisa terjadi).

Sumber Jadwal Pertandingan:

http://www.ca2011.com/jogos_por_dia.php

Catatan :

– Perbedaan waktu antara Argentina dan Indonesia adalah 10 jam (untuk WIB);

– Belum ada keterangan resmi, apakah RCTI akan menyiarkan semua partai di Copa America ini.

Siapa ya yang bakal juara Copa America kali ini?, apakah Brazil yang akan mempertahankan gelarnya dan menambah koleksi gelarnya menjadi 9? ataukah Argentina yang berusaha meraih Copa America yang ke – 15 dihadapan pendukungnya sendiri? atau akan muncul kuda hitam di turnamen ini?, kita saksikan saja gelaran ini mulai dari tanggal 2 Juli 2011 sampai dengan 25 Juli 2011.

Inter News (23 Juni 2011)

Pekan ini yang menjadi isu terhangat di Inter adalah siapa pengisi kekosongan kursi allenatore alias pelatih utama di Inter, sepeninggal Leonardo yang menerima tawaran menjadi Direktur Teknik di Paris Saint Germain (PSG). Awalnya Sinisa Mihajlovic, yang merupakan mantan pemain Inter dari tahun 2004 sampai dengan 2006 – dan sekarang ini melatih tim Fiorentina, coba dirayu agar bisa melatih Inter buat musim depan, namun ternyata Mihajlovic memilih untuk tetap bersama Fiorentina musim depan.

Marcelo Bielsa, merupakan nama lain yang coba dibujuk oleh manajemen Inter untuk menukangi Inter musim depan. Namun sama halnya dengan Mihajlovic, Bielsa menolak bujukan Inter dengan alasan masalah keluarga. Nama selanjutnya yang muncul adalah nama pelatih Inggris saat ini yaitu Fabio Capello, akan tetapi jawaban Capello ternyata sama dengan jawabannya musim lalu yaitu menolak pinangan Inter dan lebih memilih bertahan dengan tim Inggris. Setelah gagal dengan Mihajlovic, Bielsa, dan juga Capello, Inter beralih mencoba mendatangkan pelatih yang musim lalu sukses besar mengantarkan Porto meraih Treble Winner, yaitu Andre Villas Boas. Namun Villas Boas memilih untuk menangani Chelsea musim depan, setelah Inter seperti tidak berani membayar buy out clause Villas Boas sebesar 15 juta Euro kepada FC Porto.

Penolakan pelatih-pelatih yang coba didatangkan Inter musim depan lebih kepada pelatih-pelatih tersebut masih terikat  kontrak dengan tim-nya saat ini, kecuali Bielsa yang menolak karena alasan keluarga, selain Villas Boas yang gagal dibajak oleh manajemen Inter. Oleh karena itu, nampaknya Inter lebih baik mencari pelatih beken yang saat ini masih nganggur, seperti :

1. Frank Rijkaard

Frank Rijkaard / jagobola.com

Rijkaard saat ini dalam keadaan tidak menangani tim manapun,  setelah dipecat oleh Galatasaray (Turki) pada awal musim  2010-2011. Walau gagal bersama Galatasaray, namun Rijkaard  masih layak dimasukkan dalam jajaran pelatih top Eropa,  dengan kesuksesannya bersama Barcelona beberapa waktu  silam. Selain itu, boleh dibilang landasan gaya bermain  Barcelona saat ini diletakkan oleh seorang Rijkaard dengan filosofi sepakbola menyerang ala Total Football-nya, sehingga  fans Inter dapat berharap banyak bahwa Inter di bawah  Rijkaard dapat memeragakan permainan menyerang yang  indah dilihat layaknya gaya bermain Barcelona.

Tanggapan

Rijkaard senang sekali bermain dengan pola 4-1-2-2-1 atau terkadang menjadi 4-3-3, pola bermain yang mencerminkan attacking football yang sangat kentara. Dari pola tersebut terlihat bahwa Rijkaard hanya memainkan satu gelandang bertahan atau bahkan tidak menggunakan gelandang bertahan yang murni sama sekali. Formasi kesukaan Rijkaard memang sangat cocok diperagakan di Barca, karena memang waktu itu gelandang Barcelona dipenuhi oleh gelandang serang yang sangat kreatif, seperti Xavi, Iniesta, Deco, Lionel Messi, serta Giovani Dos Santos. Sedangkan 3 penyerang di depan, dengan satu penyerang jadi target man dan dua penyerang lainnya seolah-olah berperan sebagai sayap yang lebih dekat dengan kotak penalti, juga dapat dijalankan Rijkaard di Barca, karena stok penyerang Barca saat itu juga dipenuhi individu dengan skill yang luar biasa. Target man waktu itu diemban oleh Samuel Eto’o dengan didukung oleh Thierry Henry dan juga Ronaldinho, serta pelapisnya seorang Eidur Gudjhonsen dan juga Lionel Messi atau Bojan Krkic.

Pola yang disukai oleh Rijkaard tersebut agak sulit diterapkan di Inter sekarang ini, mengingat stok pemain tengah Inter saat ini lebih didominasi dengan para pemain dengan naluri bertahan cukup besar, seperi Esteban Cambiasso dan Thiago Motta, sedangkan Stankovic, Kharja, Mariga, dan Chukwuma, merupakan gelandang serang yang juga mempunyai naluri bertahan cukup baik. Mungkin hanya Sneijder dan Coutinho yang akan masuk dalam skema permainan Rijkaard dengan pola tersebut, karena kedua gelandang tersebut merupakan gelandang serang yang kreatif membongkar pertahanan lawan dengan skill individu-nya yang diatas rata-rata, namun bahayanya Inter tidak punya pelapis sepadan jika mereka berdua absen bermain. Untuk posisi penyerangan pun, mungkin hanya Eto’o saja yang akan masuk ke dalam skema permainan Rijkaard. Eto’o memiliki peran seorang target man ketika ia bermain di Barcelona di bawah skema permainan Rijkaard, sehingga nampaknya posisi target man akan kembali dijalankan Eto’o jika Rijkaard melatih Inter dan memainkan pola kesukaannya tersebut.Sedangkan sisa penyerang yang ada seperti Milito dan Pazzini akan sulit untuk ditempatkan layaknya Henry dan Ronaldinho ketika di Barcelona, karena Milito dan Pazzini akan lebih cocok untuk bermain sebagai target man juga, karena kedua penyerang Inter tersebut unggul di penempatan posisi dan kemampuannya menyelesaikan sebuah peluang.Yang tersisa untuk dijadikan penyerang sayap yang akan membantu seorang Eto’o adalah Goran Pandev serta David Suazo. Untuk Pandev, peran sebagai penyerang sayap pernah berapa kali ia perankan ketika Inter masih berada di bawah asuhan Mourinho, dan hasilnya cukup memuaskan. Namun saat ini penampilan Pandev boleh dibilang sedang menurun, begitu juga Suazo yang lebih banyak duduk di bangku cadangan, serta selain itu Rijkaard nampaknya lebih senang penyerang sayap yang mempunyai skill individu diatas rata-rata, karena mereka akan diinstruksikan untuk melewati terlebih dahulu beberapa bek lawan sebelum melepaskan umpan kepada penyerang lain yang bertindak menjadi seorang target man. Untuk itu, nampaknya Rijkaard mau tidak mau harus mengubah formasi kesukaannya dengan skuad Inter yang ada sekarang, kecuali pas bursa transfer musim ini Inter mendapatkan pemain tengah yang cukup kreatif seperti Ganso serta penyerang sayap layaknya seorang Alexis Sanchez.

2. Jurgen Klinsmann

Jurgen Klinsmann / mirror.co.uk

Klinsmann merupakan pembawa perubahan bagi gaya bermain tim nasional Jerman waktu bermain di Piala Dunia 2006. Dengan mengandalkan pemain yang berusia masih muda di tim-nya, Jerman waktu itu memeragakan permainan ofensif yang berbeda jauh dengan patron yang biasa dimainkan tim nasional Jerman. Keberhasilannya membawa perubahan di tim nasional Jerman membuat diri-nya kala itu ditawari banyak tawaran melatih di tingkat klub, selepas membawa Jerman menempati posisi ke-3 di Piala Dunia 2006. Dan akhirnya Klinsmann membesut Bayern Munchen pada musim 2008/2009, dengan catatan prestasi kurang menyakinkan yaitu gagal membawa Munchen mempertahankan gelar juara Liga Jerman dan kandas melawan Barcelona di Liga Champions pada musim tersebut.

Tanggapan

Klinsmann sangat senang sekali dengan para pemain muda, seperti yang ia tunjukkan ketika ia menangani tim nasional Jerman dan juga Bayern Munchen. Oleh karena itu kalau ia menangani Inter ada kemungkinan dia banyak mempromosikan para pemain primavera Inter untuk gabung ke skuad utama, seperti yang pernah Mancini lakukan ketika ia memasukkan nama Balotelli, Santon, dan banyak pemain muda lainnya ke tim utama Inter. Namun konsekuensinya adalah para fans Inter nampaknya harus sedikit bersabar untuk melihat Klinsmann membangun timnya, karena memainkan para pemain muda yang kurang berpengalaman di Seri-A akan membutuhkan waktu yang cukup lama agar para pemain muda tersebut dapat beradaptasi dengan kerasnya Seri-A, dan apakah Moratti juga akan cukup bersabar?. Seperti yang fans Inter ketahui, Moratti tak pernah segan-segan memecat pelatih yang dianggapnya gagal membawa Inter meraih trofi, walau mungkin sang pelatih sedang membangun timnya secara bertahap. Sedangkan dari catatan seorang Klinsmann, dia merupakan pelatih yang ingin terlebih dulu membangun timnya secara bertahap seperti yang ia lakukan di tim nasional Jerman, di mana pas awal menangani tim nasional Jerman, ia dikritik habis-habisan oleh media dan juga legenda Jerman, Beckenbauer, atas kengototannya menggunakan para pemain muda yang tidak berpengalaman, yang berimbas kekalahan demi kekalahan yang diterima tim nasional Jerman. Dan butuh sampai 2 tahun, hingga akhirnya Klinsmann mampu membangun tim nasional Jerman dengan para pemain mudanya dan skema permainan ofensif kegemarannya. Berbeda dengan di tim nasional Jerman, di Munchen dia tidak mendapat kesempatan untuk membangun tim-nya secara bertahap karena keburu diberhentikan oleh manajemen Munchen akibat seringnya Klinsmann berbeda pendapat dengan jajaran manajemen Munchen kala itu. Jadi kalo Klinsmann melatih Inter, apakah opa Moratti siap bersabar menunggu Klinsmann membangun tim-nya?

3. Louis van Gaal

Louis van Gaal / fcbarcelona.com

Kegagalan membawa Munchen mempertahankan gelar Liga Jerman dan Piala Jerman, serta kembali kalah oleh Inter Milan di ajang Liga Champions, membuat van Gaal dipecat oleh manajemen Munchen bahkan sebelum kompetisi musim 2010-2011 usai. Inter mungkin bisa mencoba memakai jasa van Gaal ini, yang dikenal sangat galak dan disiplin terhadap para pemainnya. Mengusung pola permainan Total Football seperti pola permainan yang kebanyakan digunakan para pelatih dari Belanda, namun Total Football ala van Gaal tidak sefrontal Frank Rijkaard, dimana van Gaal masih menerapkan keseimbangan yang cukup antara menyerang dan bertahan.

Tanggapan

Menurut saya, van Gaal mungkin pelatih beken yang masih nganggur yang dapat dijadikan bidikan utama, jika melihat catatan prestasinya di berbagai klub yang pernah ia tangani. van Gaal bahkan pernah membuat klub medioker seperti AZ Alkmaar menjadi tim yang disegani di Belanda, dan bahkan puncaknya pada musim 2008-2009, van Gaal berhasil mengantarkan AZ juara Liga Belanda. Kegagalan total yang mungkin bisa dialamatkan kepada van Gaal adalah ketika dia gagal mengantarkan tim nasional Belanda melaju ke putaran final Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang. Dan hal penting lainnya adalah, van Gaal tidak dikaitkan dengan tim besar lain yang saat ini membutuhkan pelatih, sehingga kans untuk mendapatkan van Gaal cukup besar.

Selain pelatih-pelatih beken diatas, banyak pelatih-pelatih lain yang dikaitkan dengan Inter, dan kebanyakan dari mereka, merupakan pelatih yang biasa menangani tim-tim medioker, seperti :

4. Gian Piero Gasperini

Gian Piero Gasperini / fantacalcioblog.it

Gasperini sampai saat ini merupakan pelatih yang sangat santer dikaitkan dengan kursi kepelatihan Inter. Mantan arsitek Genoa ini, berstatus pengangguran setelah dipecat manajemen Genoa di musim ini, setelah hanya meraih 10 poin dari 11 pertandingan di kompetisi Seri-A. Namun sebelum itu, ia berhasil menyulap Genoa menjadi salah satu tim tangguh di Seri-A, yang puncaknya terjadi pada musim 2008-2009, dimana ia berhasil membawa Genoa menempati posisi ke 5 di Seri-A, yang merupakan posisi tertinggi yang didapatkan Genoa dalam 19 tahun terakhir. Pola permainan yang diusungnya sungguh berani : 3-4-3, merupakan pola yang benar-benar ofensif untuk sebuah tim medioker seperti Genoa. Jika ia dipilih manajemen Inter untuk menjadi pelatih di musim depan, maka ia akan bereuni dengan beberapa pemain yang ia orbitkan selama melatih di Genoa seperti Diego Milito, Thiago Motta, Andrea Ranocchia, dan Housine Kharja.

Tanggapan

Ia merupakan pelatih yang out of the box kebanyakan pelatih dari Italia, karena pola permainannya yang menerapkan strategi menyerang ketimbang bertahan seperti kebanyakan pelatih-pelatih dari Italia gunakan. Permainan atraktif yang ia ciptakan di Genoa, membuat dia mendapatkan berbagai pujian dari berbagai kalangan. Inter bisa mencoba pelatih ini di musim depan, dan berharap dia bisa menyulap Inter menjadi tim dengan permainan yang atraktif serta dapat mempersembahkan sukses bagi Inter, seperti yang dilakukan Massimiliano Allegri di Milan. Hal lain yang menjadi keuntungan jika ia jadi melatih Inter adalah taktik permainan dia sudah dimengerti oleh beberapa punggawa Inter yang dulunya berseragam Genoa, sehingga Gasperini tidak akan terlalu lama membangun tim. Namun hal yang umum dikhawatirkan kepada pelatih yang terbiasa menangani tim-tim medioker adalah apakah mereka bisa tahan dengan tekanan dari berbagai pihak seperti presiden klub, fans, ego para pemain, dan tekanan-tekanan lain yang akan didapatkan ketika menangani sebuah tim besar seperti Inter.

5. Delio Rossi

Delio Rossi / pesatnews.com

Delio Rossi merupakan pelatih lain yang senang memeragakan sepakbola atraktif. Rossi mulai banyak mendapatkan perhatian semenjak menangani Lazio, karena kemampuannya meracik kumpulan pemain yang kurang dikenal di Lazio menjadi sebuah tim yang cukup padu dan menjadikannya menjadi salah satu kuda hitam di Seri-A. Selama di Lazio dia berhasil membawa timnya berada di posisi ke tiga pada musim 2007-2008, dan bahkan membawa Lazio juara Coppa Italia pada musim 2008-2009, dimana pada masa itu ia berhasil mendobrak dominasi Inter dan Roma di Coppa Italia. Prestasi yang cukup bagus selama menangani Lazio membawanya menangani Palermo mulai musim 2009-2010, sebuah klub dimana presidennya, Zamparini, merupakan sosok yang kontroversial dan ambisius. Zamparini sendiri pernah memecat Delio Rossi akibat kekalahan memalukan 0-7 dari Udinese di ajang Liga Italia, sebelum dia kembali memanggil Rossi untuk menangani tim di sisa kompetisi, setelah Zamparini memecat pengganti Rossi sebelumnya yaitu Serse Cosmi yang dipecat setelah kalah dari Catania di Derby Sicillia. Comeback Rossi ke Palermo di sisa kompetisi, membuahkan raihan prestasi runner-up Coppa Italia (kalah 1-3 dari Inter di final Coppa Italia).

Tanggapan

Catatan cukup baik selama menangani Lazio dan Palermo, membuat Rossi pantas dimasukkan kepada salah satu kandidat pelatih Inter musim depan. Apalagi Rossi sendiri sebelumnya mengindikasikan akan menerima pinangan Inter, jika Moratti menginginkannya melatih Inter. Poin positif lain selama dia menangani Lazio dan Palermo adalah kemampuannya mengorbitkan pemain-pemain yang kurang dikenal seperti Mauro Zarate, Goran Pandev, Rocchi, Kolarov, hingga seorang rising star, Javier Pastore di Palermo.

6. Gianfranco Zola

Gianfranco Zola / esportmag.com

Zola merupakan nama lain yang dikaitkan dengan kursi kepelatihan Inter, dimana saat ini dia tidak sedang melatih tim mana pun selepas menangani West Ham dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Dia sempat menjadi asisten pelatih Pierluigi Casiraghi (mantan pemain yang terkenal ketika membela Lazio) untuk menangani tim nasional Italia U-21, dari tahun 2006 sampai 2008, sebelum akhirnya menangani West Ham United.

Tanggapan

Zola merupakan salah satu legenda persepakbolaan Italia. Kemampuan olah bola-nya merupakan salah satu yang terbaik di masanya, namun untuk urusan kepelatihan, nampaknya Zola belum memberikan prestasi yang cukup membanggakan. Selama menangani West Ham, dia hanya memberikan presentase kemenangan 28.75 %, dan membuat West Ham lebih banyak berjuang untuk meloloskan diri dari jurang degradasi ketimbang menjadi salah satu kuda hitam di pentas Liga Inggris.

Begitu banyak nama pelatih yang dikaitkan dengan Inter saat ini, namun kabarnya mereka yang akan jadi pelatih Inter musim depan, akan hanya menangani Inter untuk satu musim saja, karena isu besarnya Pep Guardiola akan menangani Inter mulai musim 2012-2013, setelah kontraknya selesai di Barcelona. Kita tunggu saja isu-isu yang semakin panas dan liar ini, semoga seperti kata Moratti beberapa waktu lalu, bahwa akhir minggu ini Inter akan mengumumkan nama pelatih yang akan menangani Inter musim depan.

Pep Guardiola - INTER New Boss in Season 2012-2013? / pesatnews.com

Ronaldo Luis Nazario da Lima (2)

This slideshow requires JavaScript.

Selamat Jalan, Sayonara, Adios, Ciao, Au Revoir, Auf Wiedersehen, Elalleqa, La revedere, zai jian, merupakan sebagian dari kata-kata perpisahan yang diucapkan para fans Ronaldo di seluruh dunia, termasuk saya, atas keputusannya gantung sepatu secara resmi dari dunia sepakbola. Sebenarnya Ronaldo sendiri telah mengucapkan kata perpisahan dari dunia sepakbola per tanggal 14 Februari 2011, gara-gara cedera lutut kambuhan yang tidak kunjung sembuh ditambah dengan masalah dengan berat badannya. Berkenaan dengan pengunduran dirinya tersebut, tanggal 7 Juni 2011 kemarin, CBF (PSSI-nya Brazil) memberikan penghargaan kepada Ronaldo, berupa pertandingan perpisahan antara Brazil lawan Rumania, yang menandakan akhir perjalanan sepakbola Ronaldo di tim nasional Brazil dan juga dunia sepakbola.

Pada pertandingan tersebut, Ronaldo bermain di menit ke 31, menggantikan Fred yang merupakan pencetak gol tunggal kemenangan Brazil. Ronaldo bermain selama 15 menit terakhir di babak pertama, sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata perpisahan terakhir setelah babak pertama usai.

Maafkan saya, ada tiga peluang mencetak gol tapi saya gagal. Tapi itu hanya sebagian kecil balasan dibandingkan dengan dukungan kalian

Terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Untuk menerima saya apa adanya. Kalian menangis ketika saya menangis dan tersenyum ketika saya tersenyum. Fans yang hadir di stadion ini mewakili seluruh masyarakat Brasil. Sampai jumpa lagi, kali ini di luar lapangan

Pidato terakhir Ronaldo di depan para pendukungnya dan juga tim nasional Brazil di stadion Municipal Paulo Machado de Carvalho, Sao Paulo (sumber :http://www.goal.com)

credit to kaskus.us

Flashback ke perjalanan karir main bolanya, Ronaldo terlahir 34 tahun yang lalu dari keluarga miskin, yang membuatnya bahkan tidak mampu membeli sepatu bola. Ronaldo kecil bermain bola bersama teman-temannya di lingkungan sekitar rumahnya, di Bento Ribeiro – Rio de Janeiro. Bakat besarnya di sepakbola jalanan tercium oleh Jairzinho yang membawanya ke klub Cruzeiro di usia 16 tahun. Di musim pertama dan terakhirnya di Cruzeiro, Ronaldo berhasil mencetak 12 gol dari 14 penampilan, dan mengantarkan Cruzeiro memenangkan Copa do Brasil. Penampilan cemerlangnya tersebut, membawa dia ke gelaran Piala Dunia 1994 di Ameria Serikat. Namun pada gelaran tersebut, Ronaldo tidak bermain sama sekali, kalah bersaing dengan duet Romario dan Bebeto. Meski menjadi cadangan di tim nasional Brazil kala itu, Ronaldo tetap diminati oleh klub asal Belanda yaitu PSV Eindhoven.

Ronaldo in PSV Eindhoven - credit to mais.uol.com.br

Di Eindhoven, Ronaldo memulai petualangannya di kompetisi Eropa, dan hebatnya walau baru pertama kali mencicipi kompetisi di Eropa, dia berhasil menjadi top scorer Liga Belanda dengan mencetak 30 gol. Pada musim kedua bersama PSV, tanda-tanda bahwa Ronaldo akan sering berurusan dengan cedera lututnya mulai tampak. Di musim keduanya itu, Ronaldo hanya bermain di 13 pertandingan liga, gara-gara cedera lututnya tersebut, namun hebatnya dia tetap mampu mencetak 12 gol dari 13 penampilannya tersebut. Selama 2 musim bersama PSV, dia mencetak 42 gol dari 46 penampilannya di berbagai kompetisi, dan berhasil membawa PSV juara Piala Belanda tahun 1995.

Ronaldo in Barcelona - credit to iffhs.de

Dua musim di PSV, dia akhirnya pindah ke Barcelona dengan nilai lebih dari 2 kali lipat ketika ia pindah dari Cruzeiro ke PSV. Dia di transfer 12 juta poundsterling oleh Barcelona, dimana pada waktu itu ia sebenarnya target kedua, setelah target utama yaitu Alan Shearer gagal didapatkan dari Blackburn Rovers. Di Barcelona pula saya mulai tahu mengenai Ronaldo, karena waktu itu Liga Spanyol kebetulan ditayangin sama ANTV. Sampai-sampai pas jaman masih SD tersebut, saya langganan tabloid Bola (dan terkadang juga tabloid GO!), hanya karena ingin tahu kabar seputar Ronaldo dan Barcelona (pada waktu itu, kalo nggak salah Bola masih terbit setiap seminggu sekali yaitu pas hari Jum’at). Dan gara-gara Ronaldo juga, saya mulai suka bergadang menonton pertandingan-pertandingan Barcelona yang memang biasanya ditayangin dini hari. Dan menurut saya pula, puncak permainan Ronaldo, memang hanya ketika ia berada di Barcelona. Gaya bermain Ronaldo di Barcelona memang luar biasa, dengan mengandalkan teknik olah bola dan speed yang kenceng, dia bisa menyihir saya dan jutaan penggemar bola waktu itu. Sampai saat ini gaya bermain Ronaldo tidak ada yang bisa menandingi, termasuk Lionel Messi sekalipun (itu menurut saya loh, dan yang agak mirip-mirip dengan gaya bermain Ronaldo, mungkin hanya Maradona). Yang menjadi spesial dari skill seorang Ronaldo adalah kemampuannya mengecoh beberapa pemain lawan sekaligus dalam ruang yang sempit. Kemampuannya tersebut bahkan pernah diutarakan beberapa pemain Inter, ketika dia bermain untuk Inter. Cuman sayang, di Barcelona di cuman semusim, gara-garanya waktu itu Barcelona tidak memberikan kepastian kontrak bagi Ronaldo, sehingga membuat Ronaldo tidak bahagia dan ingin pergi. Walau cuman semusim di Barca, Ronaldo berhasil menyumbangkan total 47 gol dari total 49 penampilannya di semua ajang yang diikuti oleh Barca, dimana di La Liga sendiri dia menjadi top scorer dengan 34 gol dari 37 penampilan. Selama semusim itu pula, Ronaldo berhasil memberikan trofi Piala Winner (waktu itu masih ada Piala Winner), Copa Del Rey (Piala Spanyol), serta Supercopa de Espana (Piala Super Spanyol). Musim itu juga, Ronaldo meraih penghargaan pribadi yang prestisius berupa gelar pemain terbaik dunia dari FIFA, pada usia masih 20 tahun.

Ronaldo in Inter - credit to news.bbc.co.uk

Inter Milan berhasil membajak Ronaldo dari Barcelona, memanfaatkan situasi dimana Ronaldo waktu itu kurang bahagia akibat ketidakpasitan kontrak dari Barcelona. Ditebus dengan angka 19 juta poundsterling, membuatnya menjadi pemain termahal di dunia waktu itu. Pindahnya Ronaldo, membuat saya juga mulai pindah tayangan bola, dari ANTV menjadi penonton setia RCTI dengan Liga Italia-nya. Nah, Liga Italia ini agak mending, karena ada jadwal siarannya yang jam 9 malam, bahkan kadang-kadang jam 8 malam, sehingga tidak terlalu sering buat bergadang untuk nonton c Ronaldo. Ronaldo sendiri bersinar hanya pada musim pertamanya bersama Inter, sisanya dia banyak bergelut dengan cedera lutut-nya. Di musim pertamanya dia berhasil membawa Inter juara Piala UEFA dengan mencetak salah satu gol ke gawang Lazio untuk membawa Inter menang 3-0, pada All Italian Final Piala UEFA. Gol itu benar-benar saya ingat, karena tercipta cukup cantik, dimana Ronaldo berhasil mengecoh penjaga gawang Lazio saat itu, sebelum menceploskannya ke gawang Lazio. Di musim itu pula, dia berhasil mempertahankan gelar pemain terbaik dunia versi FIFA musim sebelumnya. Penampilannya mulai menurun semenjak final Piala Dunia 1998 di Prancis, dimana sampai saat ini masih menjadi misteri penampilan Ronaldo yang di bawah form pada final Piala Dunia tersebut. Musim-musim selanjutnya di Inter, dia banyak bergelut dengan cedera lututnya, dan waktu itu rasanya saya hambar banget nonton Inter yang kebanyakan main tanpa diperkuat Ronaldo. Salah satu comeback-nya yang saya ingat berakhir tragis, adalah penampilannya melawan Lazio di ajang Copa Italia. Waktu itu udah seneng banget liat Ronaldo kembali turun walaupun hanya datang dari bangku cadangan, eh ternyata dia hanya maen selama kurang lebih 7 menit. Awalnya saya kira pemain Lazio kejam banget, nekel pemain yang baru sembuh dari cedera, karena sebelum dia terkapar di lapangan, dia di jaga sama dua orang pemain belakang Lazio. Ternyata pas di tayangan ulang terlihat bahwa Ronaldo terjatuh sendiri, sebelum akhirnya teriak kesakitan sambil memegang lutut-nya. Sedangkan comeback dia yang berakhir manis adalah ketika dia berhasil mempersembahkan gelar Piala Dunia ke-5 bagi Brazil pada tahun 2002. Di ajang itu pula Ronaldo berhasil keluar sebagai top scorer dengan 8 gol dan meraih Silver Ball (runnerup pemain terbaik Piala Dunia dibelakang Oliver Kahn). Penampilan cemerlang Ronaldo di Piala Dunia 2002 membawa asa saya dan jutaan penggemar Inter di seluruh dunia, bahwa dia bisa mengantarkan Inter kembali menjadi scudetto, setelah terakhir didapat musim 1988/1989. Tapi apa lacur, ternyata Ronaldo malah pindah ke Real Madrid dengan tebusan 39 juta Euro. Disana saya yang sudah menjadi fans Inter, benar-benar nggak habis pikir dengan keputusan Ronaldo, apalagi Moratti sudah menjadikannya anak emas di Inter, dimana Ronaldo diperlakukan sangat baik oleh pihak klub, bahkan ketika ia terpuruk dengan cedera lutut yang terus menghantamnya. Tidak ada yang tahu pasti alasan pasti kenapa dia berlabuh ke Madrid, namun banyak pihak yang menganggap Ronaldo cukup frustasi dengan cedera lutut dan kegagalan Inter selama ini menjuarai Liga Italia, apalagi waktu itu Ronaldo sama sekali belum pernah menjuarai kompetisi liga di Eropa. Ronaldo sendiri di Inter, total mencetak 59 gol dari 99 penampilannya.

Ronaldo in Real Madrid

Walau Ronaldo telah beranjak dari Inter, namun saya tetap fans Inter, meski saat itu saya juga mulai mendukung Madrid untuk juara Liga Spanyol. Di Madrid pula, asa Ronaldo untuk menjadi juara liga domestik terpenuhi. Di musim pertamanya, Ronaldo berhasil membawa Madrid juara Liga Spanyol untuk yang ke 29 dan mencetak 23 gol dari 31 penampilannya di La Liga. Di musim itu pula dia berhasil membawa Madrid juara Piala Interkontinental dan juara Piala Super Spanyol di awal musim 2003/2004. Musim-musim berikutnya, Ronaldo gagal membawa Madrid berprestasi, walaupun Ronaldo pernah menjadi top scorer La Liga di musim keduanya dengan 24 gol. Musim 2007/2008 dia akhirnya hijrah ke AC Milan dengan transfer 7.5 juta Euro, akibat posisinya yang mulai sering jadi cadangan di Madrid, lagi-lagi karena faktor cedera dan tambahan faktor lain yaitu kelebihan berat badan. Total di Madrid dia mencetak 177 gol di semua ajang kompetisi yang diikuti Madrid.

Ronaldo in Milan credit to worldspor.tk

Keputusan Ronaldo ke Milan, memang disesalkan banyak fans Ronaldo dan juga Inter, termasuk saya sendiri. Walaupun demikian, pada musim itu saya mulai senang nonton Milan dengan Ronaldo-nya walau berharap Milan tidak juara Liga Italia. Pertandingan emosional tentu saja ketika Milan ketemu Inter di ajang Liga Italia, apalagi waktu itu dia cetak gol tunggal Milan ke gawang Inter, untuk membawa Milan unggul 1-0, sebelum akhirnya kalah 2-1 oleh Inter di akhir pertandingan.

Ronaldo in Corinthians credit to southamericanfutbol.com

Satu setengah musim di Milan, Ronaldo akhirnya pulang kampung ke Brazil. Kali ini dia memperkuat klub Corinthians, setelah Milan tidak memperpanjang kontraknya akibat cedera lututnya yang semakin parah. Yang menarik adalah sebelumnya Ronaldo dikabarkan akan membela klub favoritnya semenjak kecil yaitu Flamengo, namun justru pada detik-detik terakhir ia justru berlabuh ke Corinthians, sehingga banyak fans Ronaldo yang juga fans dari Flamengo kecewa besar. Pada musim perdananya itu pula, Ronaldo berhasil membawa Corinthians juara Liga Paulista dengan mencetak 10 gol dari 14 pertandingan. Kontribusi Ronaldo yang cukup signifikan untuk Corinthians membuatnya diberikan perpanjangan kontrak sampai musim 2010/2011, dimana rencananya musim 2010/2011 adalah musim terakhirnya di dunia sepakbola. Namun apa daya sebelum musim 2010/2011 berakhir , Ronaldo sudah memutuskan pensiun, tepatnya 14 Februari 2011, akibat cedera dan masalah kelebihan berat badan yang selama ini menjadi problem utamanya.

Dari perjalanan karir Ronaldo tersebut, ada beberapa pon yang menarik, antara lain :

1. Kalau dicermati, Ronaldo benar-benar menuai sukses di sebuah klub pada musim pertama dia berada di klub tersebut;

2. Ronaldo mengawali dan mengakhiri karir sepakbolanya di klub sepakbola yang ada di Brazil

3. Andai saja sebelum ke Corinthians, Ronaldo terlebih dahulu bermain di Liga Belanda, maka pola karir Ronaldo akan seperti ini : Liga Brazil – Liga Belanda – Liga Spanyol – Liga Italia – Liga Spanyol – Liga Italia – Liga Belanda – Liga Brazil

4. Ronaldo pernah membela sebuah klub yang merupakan rival abadi klub lain yang pernah dibela sebelumnya. Seperti yang pernah ia lakukan ketika berseragam Real Madrid dan juga AC Milan

Begitu banyak yang telah diraih Ronaldo sepanjang karirnya di dunia sepakbola, sehingga tidak salah apabila Ronaldo adalah salah satu pemain legenda di dunia sepakbola, dan bagi saya dia adalah pemain terbaik di dunia sepanjang masa.

Sumber utama :

http://en.wikipedia.org/wiki/Ronaldo

INTER NEWS (08 Juni 2011)

Setelah kompetisi usai, yang menarik tentu saja adalah pergerakan tim dalam bursa transfer, tidak terkecuali dengan Inter Milan. Menyongsong musim depan, Inter nampaknya akan agresif di bursa transfer pada musim panas ini, menyusul prestasi yang menurun pada musim ini dibandingkan dengan musim sebelumnya. Setelah pada postingan sebelumnya, saya membahas beberapa pemain beken yang dikaitkan dengan Inter, postingan kali ini adalah lanjutannya. Namun yang menarik, rumor yang beredar sekarang, banyak sekali para Italiano yang dikait-kaitkan dengan Inter di bursa transfer kali ini. Siapa saja mereka?

Emiliano Viviano

Emiliano Viviano

Emiliano Viviano credit to : zimbio.com

Pemain yang berposisi sebagai kiper ini, sudah dari dulu dimiliki oleh Inter, tepatnya sejak Januari 2009, dengan status kepemilikan bersama dengan Bologna. Sejak tahun 2009 itu pula dia melakukan debutnya di Seri-A bersama Bologna, setelah sebelumnya bermain untuk Brescia di Seri-B. Mulai musim depan, nampaknya Inter hendak membeli pemain ini secara full alias membeli setengah kepemilikannya dari Bologna. Tapi yang menjadi masalah adalah dia sendiri bersedia untuk membela Inter namun dengan catatan mendapat jaminan bermain di tim inti, menggusur posisi dari Julio Cesar. Berkaitan dengan hal itu, kabarnya Inter siap melego Cesar ke Roma guna melapangkan jalan mendapatkan salah satu kiper berbakat Italia ini, yang sekarang merupakan pelapis utama Buffon di tim nasional Italia.

Tanggapan pribadi :

Julio Cesar

Julio Cesar - inter.it (c)

Saya setuju sekali jika Inter membeli kiper yang satu ini, apalagi penampilan Julio Cesar tidak sekonsisten musim 2009-2010. Namun, saya tidak setuju jika Inter sampai melego Cesar ke Roma, jasa Cesar buat Inter sangatlah banyak. Dia banyak berperan menjadi salah satu kekuatan Inter di Italia selama ini maupun ketika merebut Liga Champions musim 2009-2010, apalagi hati Cesar hanya untuk Inter, dia seorang Interista sejati. Alangkah baiknya Inter tetap membeli Viviano, dengan tetap mempertahankan Cesar, dan memberikan keduanya persaingan yang sehat untuk merebut posisi kiper utama di skuad Inter.

Domenico Criscito

Domenico Criscito

Domenico Criscito credit to : motherlake.jp

Pemain dengan posisi bek kiri ini, sejak Januari 2008 membela Genoa. Karir bermain bola-nya banyak dihabiskan di dua klub yaitu Genoa dan Juventus. Sempat berseragam Juventus pada musim 2007 – 2008, namun penampilannya kurang menjanjikan sehingga lebih banyak menjadi pelapis Giorgio Chiellini ataupun Nicola Legrottaglie, hingga akhirnya dipinjamkan ke Genoa pada musim itu juga, klub yang pernah dibelanya pada musim 2003-2004, ketika ia masih berusia 16 tahun serta Genoa masih berada di Seri-B. Sejak musim 2009-2010 akhirnya ia dipermanenkan oleh Genoa dari Juventus, dengan angka 13.5 juta Euro. Penampilannya terus berkembang dan menanjak selama memperkuat Genoa, sehingga tidak mengherankan tiga tim teratas Seri-A musim 2010-2011, yaitu Milan, Inter, dan Napoli dikaitkan dengan pemain yang satu ini.

Tanggapan pribadi :

 Nagatomo dan Santon

Masih belum jelas alasan Inter membeli Domenico Criscito. Apakah dia dibeli untuk jadi pemain pelapis bagi Cristian Chivu atau bahkan menggusur Chivu yang musim lalu sudah sangat menurun penampilannya akibat dimakan usia dan cedera?. Kalau Criscito diproyeksikan untuk dijadikan sebagai pelapis dari Chivu, maka sebenarnya di posisi bek kiri ini sudah lumayan penuh, mulai dari Yuto Nagatomo yang sudah dibeli dari Cesena, dimana penampilannya cukup impresif bersama Inter selama masa peminjaman. Lalu ada nama produk asli Inter yaitu Davide Santon yang akan kembali dari masa peminjamannya dari Cesena. Menarik untuk ditunggu apakah Inter jadi membeli Criscito ini, dan siapa yang akan dikorbankan nantinya pada posisi bek kiri ini?

Riccardo Montolivo

Riccardo Montolivo

Riccardo Montolivo credit to : buditriawan.blogspot.com

Kapten Fiorentina ini merupakan salah satu gelandang yang dapat memanjakan Giampaolo Pazzini selama mereka bekerja sama di Atalanta dan Fiorentina, sehingga tidak mengherankan Pazzini sangat menyarankan Inter untuk membeli pemain yang satu ini. Montolivo mempunyai peran layaknya Andrea Pirlo ketika masih berada di Milan, yaitu sebagai playmaker yang bermain di depan gelandang bertahan, namun agak sedikit di belakang gelandang serang atau seorang playmaker sebenarnya.

Tanggapan pribadi :

Jika Montolivo jadi bermain untuk Inter, dan dia ditempatkan pada posisi kesukaan dia, maka bisa jadi Inter bermain layaknya Milan dengan Andrea Pirlo-nya. Inter yang biasa bermain dengan dua gelandang dengan naluri bertahan yang lebih kental yaitu Thiago Motta dan Esteban Cambiasso, bisa jadi berubah taktiknya dengan mengandalkan umpan-umpan yang lebih visioner dari seorang Montolivo, dan kemungkinan Montolivo akan menggusur salah satu nama antara Motta atau Cambiasso.

Giuseppe Rossi

Giuseppe Rossi

Giuseppe Rossi - credit to : jagobola.com

Italiano terakhir yang dikaitkan dengan Inter adalah Giuseppe Rossi. Pemain ini merupakan Italiano yang banyak diincar klub besar, termasuk jawara Liga Champions musim ini yaitu Barcelona. Matang selama bermain di Liga Spanyol bersama Villareal dan semakin mendapatkan kepercayaan di tim nasional Italia, membuat harga Rossi sangat melambung. Inter dikabarkan mengajukan penawaran sebesar 30 – 35 juta Euro ditambah dengan seorang pemain antara Mariga, Muntari, atau Pandev.

Tanggapan pribadi :

Posisi utamanya adalah seorang striker, namun bisa juga menempati posisi sebagai sayap . Agak berat untuk mendapatkan seorang Rossi, apalagi Barcelona ikut meramaikan persaingan untuk mendapatkannya. Selain itu, Rossi sudah nampak nyaman bermain di Liga Spanyol dan tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi jika ia berlabuh di Barcelona. Namun, jika  ia jadi ke Inter, dipastikan ia akan menggusur Diego Milito atau Goran Pandev, dan kemungkinan ia akan bermain lebih melebar untuk menunjang peran seorang Eto’o atau Pazzini.

Sebagai informasi tambahan dalam bursa transfer, Inter sejauh ini sudah mendapatkan dua pemain untuk memperkuat Inter di musim depan, yaitu Luc Castaignos yang ditransfer dari Feyenord dan Rodrigo Alborno dari Club Libertad.

Castaignos dan Alborno

Castaignos dan Alborno - credit to : kaskus.us

Luc Castaignos merupakan pemain asal Belanda dengan posisi striker. Gaya permainannya disebut-sebut mirip dengan Thierry Henry. Musim lalu dia mencetak 15 gol dari total 34 penampilan dengan Feyenoord. Apakah kehadirannya mampu menggeser posisi seorang Eto’o atau Pazzini atau malah bernasib sama dengan Marko Arnautovic (striker yang pernah dipinjam Inter dari klub Belanda, Twente) yang banyak menghiasi bench cadangan Inter?, kita tunggu saja kiprahnya musim depan. Satu pemain lagi yang didatangkan Inter yaitu Rodrigo Alborno, merupakan pemain internasional Paraguay. Belum banyak data yang didapatkan dari seorang Alborno, namun di negaranya Alborno merupakan salah satu pemain yang dianggap sangat berpotensi untuk sukses mengingat usianya yang masih muda dan mempunyai skill yang cukup mumpuni.

 


INTER NEWS (30 Mei 2011)

Berakhir sudah musim 2010/2011 bagi Inter Milan, yang ditutup dengan tiga gelar di tangan. Gelar Supercoppa Italiana berhasil diraih di awal musim, disusul dengan gelar juara dunia pada pertengahan musim, serta terakhir gelar Coppa Italia yang didapatkan dini hari tadi. Gelar terakhir yang didapatkan musim ini yaitu gelar Coppa Italia, berhasil dipertahankan Inter, setelah menghempaskan perlawanan Palermo 3-1, lewat dua gol Samuel Eto’o (26 & 76), serta satu gol dari Diego Milito (90+). Dengan keberhasilan membawa pulang piala tersebut, Inter telah berhasil mengoleksi gelar Coppa Italia sebanyak 7 buah gelar, 2 gelar lebih sedikit dibandingkan Juventus dan AS Roma dengan 9 buah gelar. Secara keseluruhan, total, Inter telah mengoleksi 30 gelar domestik, dengan rincian 18 gelar Scudetto (Liga Italia), 7 gelar Coppa Italia, serta 5 gelar Supercoppa Italiana, masih berada di bawah raihan Juventus yang telah meraih 40 gelar domestik (27 Scudetto, 9 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italiana). Namun raihan gelar domestik Inter masih lebih banyak ketimbang AC Milan yang mengumpulkan 28 gelar domestik (18 Scudetto, 5 Coppa Italia, 5 Suppercoppa Italiana).

Walau masih bisa mempertahankan gelar Coppa Italia musim ini, Inter mengalami penurunan prestasi yang cukup drastis, karena gagal mempertahankan dua gelar lain yang lebih bergengsi yaitu Liga Italia serta Liga Champions. Kenyataan ini nampaknya akan membuat Moratti akan segera mengibaskan uang-nya di bursa transfer musim panas kali ini. Ada beberapa nama yang sekarang ini santer dikait-kaitkan dengan rencana transfer Inter musim depan, yang diantaranya adalah :

Eden Hazard

Eden Hazard

Eden Hazard

Namanya mulai menanjak seiring penampilan cemerlangnya bersama Lille musim ini. Dia berhasil membawa Lille meraih double winner (Liga Prancis dan Piala Prancis) serta meraih UNLP Ligue 1 Player of the Year (pemain terbaik Liga Prancis) dan memecahkan rekor sebagai pemain termuda yang meraihnya (usia Hazard saat ini ialah 20 tahun). Posisi yang sering ia mainkan adalah gelandang serang atau terkadang menjadi seorang winger (sayap), dan sering disebut-sebut sebagai “New Cristiano Ronaldo”, walau dari segi postur, dia lebih mirip dengan Lionel Messi (170 cm). Kalau ia jadi berlabuh di Inter musim depan, maka kemungkinan ia diproyeksikan untuk menggantikan posisi yang biasa ditempati oleh Dejan Stankovic, yang penampilannya sudah mulai menurun, atau jaga-jaga apabila Sneijder dibajak oleh Manchester United. Inter harus bersaing ketat dengan Liverpool yang telah mengajukan tawaran resmi ke Lille sebesar 20 juta pounds, serta klub besar lainnya seperti Real Madrid serta Arsenal.

Alexis Sanchez

Alexis Sanchez

Alexis Sanchez

Ini dia, komoditi paling panas untuk transfer musim panas kali ini. Penampilan luar biasanya musim ini, turut membawa Udinese menembus kualifikasi Liga Champions musim depan. Sebenarnya dari transfer musim panas dan musim dingin tahun ini, Inter sudah mengincar pemain yang satu ini, namun entah kenapa waktu itu Inter gagal mengambilnya dari Udinese, padahal sang pemain telah bersedia untuk merumput bersama Inter. Dengan penampilan apiknya musim ini, boleh dibilang Inter harus menawar Sanchez lebih mahal ketimbang musim lalu dan harus bersaing dengan klub-klub besar lain yang menginginkannya. Posisinya hampir sama dengan Hazard yaitu winger, akan tetapi dia bisa juga menjadi seorang penyerang. Kalau jadi bergabung dengan Inter, bisa jadi skema permainan Inter akan sedikit berubah. Inter yang jarang menggunakan pemain sayap murni dalam skema permainannya, kemungkinan akan mempertimbangkan permainan lewat sayap, seperti masa ketika di Inter ada seorang Luis Figo. Saingan terberat Inter datang dari klub kaya raya Manchester City, Manchester United, dan juga Arsenal.

Carlos Tevez

Carlos Tevez

Carlos Tevez

Kalau nama pemain yang satu ini, nampaknya para penggemar Inter sudah pada tahu. Sepak terjangnya sudah tidak lagi diragukan semenjak masih berkostum West Ham, lalu menjulang di MU, serta bersinar bersama Manchester City. Musim ini dia telah mencetak 23 gol dari 39 penampilannya di berbagai ajang bersama City, dan membawa City merengkuh gelar Piala FA. Sebenarnya City sendiri enggan melepaskan Tevez, mengingat perannya yang begitu vital, namun emosinya yang turun naik membuat City berpikir untuk melegonya musim depan. Kalau jadi bergabung di Inter, dipastikan dia akan menggusur posisi Diego Milito yang musim ini benar-benar merosot penampilannya.

Javier Pastore

Javier Pastore
Javier Pastore

Javier Pastore merupakan salah satu rising star di Liga Italia musim ini. Berhasil membawa Palermo menjadi runner-up Coppa Italia serta meraih penghargaan pemain muda terbaik Seri-A musim ini, membuat dirinya dibidik sejumlah klub raksasa Eropa. Inter harus bersaing dengan Barcelona, Madrid, AC Milan, Juventus, serta Manchester United. Namun harganya bisa dipastikan sangat mahal, mengingat Zamparini sendiri selaku Presiden Palermo hampir mematok harga Pastore pada angka 50 Juta Euro. Kalau jadi ke Inter, Pastore akan sangat bermanfaat dalam menunjang peran seorang Sneijder di lini tengah, mengingat Pastore bisa ditempatkan di hampir semua posisi di lini tengah.

Apakah Inter berhasil mendapatkan semua buruan utamanya tersebut?, kita tunggu saja transfer musim panas yang sebentar lagi akan dibuka.